FUNGSI BAHASA
Fungsi bahasa Indonesia terdiri
dari:
· Fungsi bahasa secara umum:
Fungsi bahasa secara umum adalah
sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk
mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.
1. Untuk tujuan praktis,yaitu sebagai alat perhubungan dalam pergaulan
sehari-hari.
2. Untuk tujuan estetika, yaitu sebagai alat pemuasan rasa estetika
3. Untuk tujuan kecendekiaan, iaitu sebagai alat pengajaran dan pemelajaran
ilmu pengetahuan.
4. Untuk tujuan filologi, yaitu sebagai alat mengkaji naskhah kuno, latar
sejarah bahasa dan bangsa, budaya dan pengembangan bahasa.
Fungsi Bahasa Indonesia secara
khusus:
1) Sebagai bahasa kebangsaan (nasional), sesuatu bahasa itu
berfungsi sebagai :
1. lambang kebanggaan nasional yang mencerminkan nilai social budaya
masyarakatnya.
2. lambang jati diri nasional yang mengekang kemasukan unsur asing kecuali
yang dianggap perlu berasaskan tatacara tertentu.
Fungsi
ini terdapat dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional”
yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain
menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional.
2) Sebagai bahasa negara,
Bahasa Negara adalah bahasa yang digunakan dalam
administrasi Negara baik secara lisan maupun tulisan. Posisi bahasa Negara ini
dapat dilihat pemakaiannya dalam pemerintahan secara resmi. Penulisan surat
kelakuan baik, pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) adalah bukti tertulis
bahasa Negara dalam pidato resmi Presiden RI di hadapan Sidang DPR/MPR dan
pidato kenegaraan lainnya adalah contoh bukti bahasa Negara secara lisan.
Dalam
aktifitas kenegaraan, bahasa Negara mempunyai empat fungsi, yaitu :
1. bahasa resmi kenegaraan
2. bahasa pengantar resmi di sekolah
dan universitas
3. bahasa resmi tingkat nasional
dalam kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Indonesia.Bahasa
resmi Negara ini dikukuhkan dalam UUD 1945, pasal 36 bab XV sehingga telah
memainkan perannya dalam kehidupan bernegara.
· Fungsi
bahasa dalam masyarakat:
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat mengidentifikasi diri.
RAGAM BAHASA
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, lawan bicara, dan orang
yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan.
Macam-macam
ragam bahasa :
1. Ragam baku adalah ragam
bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa
dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi.
2. Ragam cakapan (ragam akrab)
adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara
sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara
bersifat tidak resmi.
3. Ragam
hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang
dihormati, misalnya orang tua dan atasan.Ragam kasar adalah ragam bahasa
yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi di kalangan orang yang saling
mengenal.
4. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Ragam lisan dapat kita temui, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah, dan ragam lisan yang non standar, misalnya dalam percakapan antar teman, di pasar, atau dalam kesempatan non formal lainnya
5. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun non standar. Ragam tulis yang standar kita temui dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis non standar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
6. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik
7. Ragam bahasa perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin.S
8. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialog seperti dialog bahasa Madura, Medan, Sunda, Bali, Jawa, dan lain sebagainya.
9. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
Macam-macam ragam bahasa yang disebutkan diatas dapat dibedakan lagi menjadi sebagai berikut :
1.
Berdasarkan pokok pembicaraan :
a.
Ragam bahasa undang-undang
b. Ragam bahasa jurnalistik
c.
Ragam bahasa ilmiah
d.
Ragam bahasa sastra
2.
Berdasarkan media pembicaraan :
a.
Ragam lisan yang antara lain meliputi:
1)
Ragam bahasa cakapan
2)
Ragam bahasa pidato
3)
Ragam bahasa kuliah
4)
Ragam bahasa panggung
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
1)
Adanya lawan bicara
2)
Terikat waktu dan ruang
3)
Dapat dibantu dengan mimik muka/wajah, intonasi, dan gerakan anggota tubuh
4)
Unsur-unsur dramatika biasanya dinyatakan dihilangkan atau tidak lengkap
b.
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
1)
Ragam bahasa teknis
2)
Ragam bahasa undang-undang
3)
Ragam bahasa catatan
4)
Ragam bahasa surat
Ciri-ciri
ragam bahasa tulis :
1)
Tidak mengharuskan kedatangan/kehadiran pembaca
2)
Diperlukan ejaan atau tanda baca Kalimat ditulis secara lengkap
3)
Komunikasi resmi
4)
Wacana teknis
3.
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara, dibedakan menurut akrab
tidaknya
pembicara :
1)
Ragam bahasa resmi
2)
Ragam bahasa akrab
3)
Ragam bahasa sedikit resmi
4) Ragam bahasa
santai
Melestarikan Bahasa Melayu Jambi dengan
Cara Progresif
Wakil Gubernur (Wagub) Jambi H Fachrori Umar minta masyarakat tidak melupakan bahasa Melayu Jambi. Pasalnya, saat ini orang Jambi terkesan sangat bangga menggunakan bahasa daerah lain, seperti bahasa Betawi, padahal punya bahasa sendiri.
Pernyataan itu disampaikan Wagub ketika membuka lomba pidato bahasa Jambi untuk kalangan SKPD dan lomba pidato bahasa Inggris tingkat SLTA se-Provinsi Jambi, di aula Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Senin (21/5).
Wagub memberi apresiasi positif terhadap pelaksanaan lomba tersebut karena ikut melestarikan kekayaan budaya bangsa dan meningkatkan pengetahuan serta kompetensi generasi muda dalam menggunakan bahasa asing.
Lomba pidato bahasa Jambi diharap dapat memperkenalkan dan melestarikan bahasa Melayu Jambi, terutama di kalangan anak-anak. Bahasa ini adalah bahasa Internasional, tapi harus ditempatkan dimana kita berada.
Lomba pidato bahasa Melayu Jambi mengusung tema “Mengangkat Batang Terendam, Mengait Barang Nan Lah Anyut”. Makna yang tersirat, seni budaya dan bahasa Jambi mulai terkikis oleh hiruk pikuk budaya bangsa lain, bahkan dilupakan atau dihilangkan.
”Tema ini mengajak kita tidak larut melupakan seni, budaya dan bahasa, agar kita selalu menjaga kelestarian hasil karya budaya daerah yang telah disemai, dipupuk dan dilestarikan oleh para leluhur,” ujar Fachrori.
Sedangkan tema lomba pidato bahasa Inggris untuk tingkat SLTA mengambil tema The Power Of Reading, mengajak masyarakat Jambi membaca dan memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi lengkap, mudah dan tidak dipungut biaya. Tema ini juga membentuk masyarakat Jambi menjadi masyarakat yang gemar membaca.
Wagub menyatakan untuk melakukan intropeksi dimana melihat minat baca dan kegemaran membaca belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan masyarakat kita lebih senang dengan budaya lisan, budaya tutur. Bukannya itu tidak perlu, tetapi mesti kita lengkapi juga dengan budaya tulis. Kalau tidak diubah dan bangun budaya tersebut, dikhawatirkan ke depan bangsa akan kalah bersaing di era global.
”Oleh karena itu, saya mengajak agar kita membangun masyarakat membaca, membangun masyarakat belajar, dan membangun masyarakat yang maju dalam rangka mewujudkan visi Jambi Emas 2015, yaitu Jambi yang ekonominya Maju, Aman, Adil dan Sejahtera tahun 2015,” ungkapnya
0 komentar:
Posting Komentar